Pages

Kamis, 30 Agustus 2012


Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.

Pengertian Interaksi Sosial

Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.


Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
Pengertian Interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial terdiri atas kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. Dengan perkembangan tehnologi manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, misalnya melalui telepon, telegrap dan lain-lain. Komunikasi dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Sumber-Sumber Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
  1. Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.
  2. Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional.
  3. Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
  4. Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya)
  5.  Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.
Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh perbedaan ras dan perbedaan budaya.
Demikian ulasan tentang interaksi sosial, baik pengertian interaksi sosial, sumber interaksi sosial, dan syarat interaksi sosial, mudah-mudahan dapat membantu.

Syarat interaksi sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
  • Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
  1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
  2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
  • Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
  1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
  2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
  3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
  4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
  5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.
  • Encoding
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
  • Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
  • Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

Senin, 27 Agustus 2012

kwu

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :


NoCiri-CiriWatak
1Percaya diriKeyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.
2Berorientasikan tugas dan hasilKebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
3Pengambil resikoMemiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4KepemimpinanBertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.
5KeorisinilanMemiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6Berorientasi ke masa depanPersepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.
7Jujur dan tekunMemiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.


Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
  1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
  2. Lebih memilih risiko yang moderat.
  3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
  4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera
  5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
  6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
  7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
  8. Selalu menilai prestasi dengan uang.

Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil,

Diantaranya memiliki ciri-ciri :
  1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
  2. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring
  3. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.



Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan


Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
  • Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
  • Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin
  • Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda
  • Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar
  • Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses
  • Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi
  • Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

karakteristik kewirausahaan


Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh seorang enterpreneur diantaranya dibahas oleh beberapa ahli, antara lain :
· Sesuai dengan yang dibahas oleh para ahli dalam lokakarya kewirausahaan (East West Center, Honolulu, 1977) yang memberikan daftar ciri-ciri dan sifat-sifat berikut sebagai profil dari wirausaha (Meredith, 2000:5-6) :


Tabel Profil Wirausaha

Ciri-Ciri
Watak
Percaya Diri

Berorientasikan tugas dan hasil


Pengambil risiko

Kepemimpinan


Keorisinilan

Berorientasi ke masa depan
Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistas, optimisme.
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetic, dan inisiatif.
Kemampuan mengambil risiko, suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
Pandangan ke depan, perseptif.
Sumber: Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan: Teori dan Praktik, Ed. 5.h.5-6.


· Ahli lain, seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) mengemukakan karakteristik , yang meliputi:

(1) Desire for responsibility, yaitu rasa memiliki tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorag yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.
(2) Preferene for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari risiko yang rendah dan menghindari risiko yang lebih tinggi.
(3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
(4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.
(5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
(6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
(7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
(8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “entrepeneurship and small enterprise development report” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmere (1993;5) dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :

1) Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertiveness)
2) Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam pandangan dan bertindak (“sees and acts”) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring.
3) Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

Dengan menggabungkan pandangan Timmons dan Mc Clelland (1961), Thomas F. Zimmere (1996:6-8) mengemukakan tentang karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil dengan diperluas sebagai berikut:

1) Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha.
2) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengontrol sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha.
3) Opportunity obsession, yaitu selalu berambisi untuk selalu mencari peluang.
4) Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap risiko dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola risiko dengan cara mentransfer risiko ke pihak lain seperti banker, investor, konsumen, pemasok, dan lain-lain.
5) Self confidence, yaitu percaya diri. Ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.
6) Creativity and flexibility, yaitu berdayacipta dan luwes.
7) Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan balik yang segera. Ia selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dia kerjakan.
8) High level of energy, yaitu memiliki tingkat energik yang tinggi.
9) Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul.
10) Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan datang.
11) Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan.
12) Leaderhip ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan, dalam hal ini ia harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktator.

· Selanjutnya, Arthur Kuriloff dan John Mempil (1993:20), mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan seperti pada tabel berikut ini :


Tabel Nilai-Nilai dan Perilaku Kewirausahaan
Values:
Behavior
Commitment
· Staying with a task until finished
Moderate risk
· Not gambling, cut choosing a middle course
Seeing opportunities
· And grasping them
Objectivity
· Observing reality clearly.
Feedback
· Analyzing timely performance data to guide activity.
Optimism
· Showing confidence in novel situations.
Money
· Seeing it as resource and not an end in itself.
Proactive management
· Managing through reality based on forward planning.
Sumber: Fundamental Small Business Management, 1993, hal 20.


· Menurut Richard dan Kuratko (1995:31-38) terdapat sepuluh karakteristik wirausaha yang penting untuk keberhasilan bertahan usaha. Meskipun tidak semua pemilik memiliki watak atau karakteristik wirausaha tersebut. Kesepuluh karakteristik tersebut adalah:

1. Technical Competence
Karakteristik paling penting untuk sukses dalam usaha kecil adalah kemampuan teknikal. Para pemilik perlu mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan.
2. Mental Ability
Kemampuan mental didefinisikan sebagai kapasitas untuk mengetahui atau mengerti. Wirausaha menggunakan kemampuan mental ini untuk mengembangkan strategi-strategi tersebut, pemilik seharusnya memiliki kemampuan untuk memandang luas (generalist), pengetahuan umum ini membantu pemilik-manajer mengerti bagaimana semua pekerjaan tersebut saling berhubungan, yang diperlukan untuk mengembangkan objek dan rencana bisnis secara keseluruhan.
3. Opportunity Orientation
Satu pola yang jelas di antara wirausaha-wirausaha sukses yang pikirannya berkembang adalah fokus mereka lebih kepada peluang daripada sumber daya, struktur atau strategi. Mereka mulai dengan peluang dan membiarkan pengertian mereka terhadap peluang tersebut menuntun hal-hal lain yang penting. Mereka berorientasi pada tujuan dalam pencarian peluang.
4. Inisiative and Responsibility
Wirausaha memiliki kemauan untuk menempatkan diri mereka dalam situasi-situasi dimana mereka bertanggung jawab secara pribadi terhadap kesuksesan atau kegagaln akan jalannya operasi usaha. Mereka suka mengambil inisiatif dalam memecahkan suatu masalah atau mengisi kekosongan dimana kepemimpinan tidak ada. Mereka juga menyukai situasi dimana pengaruh pribadi mereka atas masalah-masalah dapat diukur. Hal ini merupakan tindakan alami wirausaha dalam mengemukakannya.
5. Integrity and Reliability
Keyakinan wirausaha-wirausaha bisnis kecil menemukan bahwa jujur dan dapat dipercaya merupakan hal yang sangat penting menuju sukses.
6. Tolerance for Failure
Wirausaha-wirausaha menggunakan kegagalan sebagai suatu pengalaman. Masalah coba-coba (trial and error) dalam menjadi wirausaha sukses membuat penurunan dan ketidakpuasan yang seriu bagi bagian yang utuh dari proses belajar. Wirausaha-wirausaha yang paling efektif cukup realitas untuk menerima kesulitan-kesulitan seperti itu. Lebih jauh lagi, mereka tidak menjadi kecewa, kecil hati atau depresi karena suatu penurunan atau kegagalan. Dalam waktu-waktu yang tidak tepat dan sulit, mereka mencari peluang. Banyak dari mereka percaya bahwa mereka dapat belajar lebih banyak dari kegagalan awal mereka daripada sukses pertama mereka.
7. Internal Locus of Control
Wirausaha sukses akan percaya pada diri mereka sendiri. Mereka tidak percaya bahwa kesuksesan atau kegagalan usaha mereka ditentukan oleh nasib, keberuntungan atau hal-hal yang semacam itu. Mereka percaya bahwa keberhasilan dan penurunan berhubungan dengan kontrol dan pengaruh mereka sendiri dan bahwa mereka dapat mempengaruhi hasil dari tindakan-tindakan mereka.
8. Human Relations Skills
Wirausaha yang sukses memiliki kemampuan yang baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Karena itu, mereka tahu bagaimana bergaul dengan orang lain, termasuk karyawan mereka, rekan bisnis, suplier,dan pelanggan.
9. High Achievement Drive
Merupakan suatu pengukuran keberhasilan wirausaha. Wirausaha berorientasi pada tindakan dan mengukur pekerjaan mereka dengan prestasi yang dicapai. Adapun tujuannya adalah untuk mencapai suatu kenyataan yang akurat, sehingga dapat dipercaya dan tidak diragukan.
10. Creativity
Kemampuan untuk mengolah atau memproses informasi sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru, orisinil (asli), serta penuh arti.

· Beberapa ciri karakteristik kewirausahaan dikemukakan oleh Vernon A. Musselman (1989:5), Wasty Sumanto (1989) dan G.Meredith (1989:5) adalah:
1. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri;
2. Kemauan untuk mengambil risiko;
3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman;
4. Memotivasi diri sendiri;
5. Semangat untuk bersaing;
6. Orientasi pada kerja keras;
7. Percaya pada diri sendir;
8. Dorongan utnuk berprestasi;
9. Tingkat energi yang kuat;
10. Tegas;
11. Yakin pada kemampaun sendiri;
Wasty Sumanto (1989:5) menambahkan ciri-ciri sebagai berikut:
12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah / pihak lain di masyarakat;
13. Tidak bergantung pada alam dan berusaha tidak menyerah pada alam;
Geoffrey Meredith (1989:5) menambahkan ciri-ciri yaitu:
14. Kepemimpinan;
15. Keorisinilan;
16. Berorientasi ke masa depan; dan penuh gagasan.

· Secara eksplisit, Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:38) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, meliputi:

1) Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas.
2) Bersedia menanggung risiko waktu dan uang.
3) Berencana, mengorganisir.
4) Kerja keras sesuai dengan tingkat urgensinya.
5) Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan yang lainnya.
6) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan.

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration (1989) yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian (entrepeneurial personality) sebagai berikut:

1) They have the self-confidence to work independently work hard and understand that the risk taking is part of the equation for success.
2) They have organization ability, can set goals, are results-oriented, and take responsibility for the results of their endeavors-good or bad.
3) They are creative and seek an outlet for their creativity in an entrepeneurship.
4) They enjoy challenges and find personal fulfilment in seeing their ideas through to completion.

· Sifat-sifat terpenting dari wirausahawan dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini berupa Sepuluh D (Bygrave:1994) :\


Tabel Sepuluh D
1. Dream
Mimpi
Memiliki visi terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya itu.
2. Decisiveness
Ketegasan
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan dengan cepat dan tepat.
3. Doers
Pelaku
Begitu seorang wirausaha membuat keputusan, maka dia langsung menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin dan tidak mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.
4. Determination
Ketapan hati
Melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan.
5. Dedication
Dedikasi
Memiliki dedikasi terhadap bisnisnya yang begitu tinggi, kadang-kadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan. Mereka bekerja tidak mengenal lelah dan semua perhatian dipusatkan semata-mata untuk bisnisnya.
6. Devotion
Kesetiaan
Seorang wirausaha sangat mencintai pekerjaan bisnis dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk mnjual produk yang ditawarkannya.
Details/Terperinci
Wirausahawan harus menguasai rincian yang bersifat kritis
7. Destiny
Nasib
Mereka ingin bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri daripada bergantung kepada seorang atasan
8. Dollars
Uang
Menjadi kaya bukanlah motivator utama bagi wirausaha. Uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesannya. Mereka menganggap bahwa jika mereka sukses mereka akan diberi penghargaan.
9. Distribute
Distribusi
Wirausahawan mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya.
Sumber : Bygrave, 1994


Menurut Bygrave, faktor-faktor yang membedakan usaha kewirausahaan sukses dari yang lainnya, disebut Nine Fs(Bygrave:1994), yaitu :
· Founders : tiap usaha baru harus memiliki wirausaha kelas satu.
· Focused : usaha kewirausahaan berfokus pada pasar niche (spesialisasi)
· Fast : mengambil keputusan dengan cepat dan segera diimplementasikan.
· Flexible : membuka pikiran, merespons perubahan.
· Forever-innovating : inovator yang tak kenal lelah.
· Flat : organisasi kewirausahaan mempunyai lapisan manajemen seminim mungkin.
· Frugal : dengan menjaga overhead rendah dan produktivitas tinggi, organisasi kewirausahaan menekan biaya menjadi rendah.
· Friendly : usaha kewirausahaan ramah pada pelanggan, pemasok, dan pekerja.
· Fun : menyenangkan diasosiasikan dengan usaha kewirausahaan.

· Menurut Ahmad Sanusi (1994) ada beberapa kecenderungan profil pribadi pewirausaha dan kewirausahaan yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, diantaranya:

a) Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa / tetap / sudah teratur / diatur dan jelas.
b) Mulai suka memandang ke luar, berorientasi pada aspek-aspek yang lebih luas dari soal yang dihadapi untuk memperoleh peluang baru.
c) Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakarsa atas nama sendiri.
d) Suka bermain-main dengan daya imajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.
e) Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut.
f) Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap yang tercapai timbul rasa percaya diri dan sikap optimisme yang lebih mendasar.
g) Sikap dan perilaku kewirausahaan di atas, dikombinasikan dengan mempelajari keterampilan manajemen usaha dalam bentuk perencanaan dan pengembangan produk, penetrasi / pengembangan pasar, organisasi, dan komunikasi perusahaan, keuangan dan lain-lain.
h) Meskipun azasnya bekerja keras, cermat dan sungguh-sungguh namun aspek risiko tidak bisa dilepaskan sampai batas yang dapat diterima.
i) Dengan risiko tersebut, dibuatkanlah tekad, komitmen, dan kekukuhan hati terhadap alternatif yang dipilih.
j) Berhubung yang dituju ada kemajuan terus-menerus, maka ruang lingkup memandangpun jauh dan berjuang tinggi.
k) Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi terhadap perbedaan dari pihak lain.
l) Adanya perluasan pasar dan pihak lain yang bersaing mendorong kemauan keras untuk emmbuat perencanaan lebih baik.
m) Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari keuntungan dan kemajuan.
n) Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal lain yang tidak terduga dianggap tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar.
o) Memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional atau penilaian.
p) Berkemampuan intensif dan seimbang dalam memperhatikan dan menyimak informasi dari pihak lain dengan meletakkan posisi dan sikap sendiri, dan mengendalikan diri sendiri terhadap sesuatu soal yang dianggap belum jelas.
q) Menjaga dan memajukan nilai dan perilaku yang telah menjadi keyakinan dirinya, integritas pribadi yang mengandung citra dan harga diri, selalu bersikap adil, fair, dan sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain.
Menurut Ahmad Sanusi, dalam konteks tersebut para pewirausaha tidak memiliki profil yang uniform, melainkan justru masing-masing dengan profilnya sendiri.


Dari beberapa ciri kewirausahaan di atas, ada beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan (S.Wijandi, 1988; Zimmerer, 1996; S.Sumahamidjaja, 1997; Y.Wirasasmita, 1994; G. Meredith, 1996) :

1. Percaya diri
Kepercayaan diri adalah sikap dalam keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan berkarya.
2. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif adalah keinginan untuk selalu mencari dan memulai dengan tekad yang kuat.
3. Keberanian mengambil risiko
Keberanian menanggung risiko tergantung pada daya tarik setiap alternatif, persediaan untuk rugi, kemungkinan relatif untuk sukses atau gagas. Kemampuan mengambil risiko ditentukan oleh keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, kemampuan untuk menilai risiko.
4. Kepemimpinan
Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat-sifat kepeloporan, keteladanan, tampil berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, mampu berfikir divergen dan konvergen.
5. Berorientasi ke masa depan
Berorientasi ke masa depan adalah perspektif, selalu mencari peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan dan berpandangan jauh ke depan.
6. Keorisinilan : kreativitas dan keinovasian
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir yang baru dan berbeda, sedangkan keinovasian adalah kemampuan untuk bertindak yang baru dan berbeda. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah terletak pada penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan persoalan dan kreativitas. Ciri-ciri kepribadian kreatif terletak pada keterbukaan, kreativitas, kepercayaan diri dan kecakapan, kepuasan, rasa tanggung jawab, dan penuh daya imajinasi.

Esensi sukses entrepeneur adalah menciptakan nilai tambah melalui suatu proses dari kombinasi dengan menerapkan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan permasalahan dan pada waktu meng”explore” peluang yang mungkin di dapat setiap hari. Dalam kaitan dengan peluang untuk melakukan eksplorasi, maka peranan infrastruktur sangat menentukan. Semakin baik kualitas infrastruktur seta semakin efektif pemakaiannya, maka semakin banyak kemungkinan peluang yang mungkin dapat ditemukan. Dengan demikian suatu lingkungan dapat disebut kondusif terhadap suburnya entrepeneurial bila terdapat:“Managenment responsibility” yaitu manajemen yang mempunyai fungsi mendorong tumbuhnya kreativitas, mencegah hambatan tumbuhnya kreativitas, serta mengelola proses kreativitas dan inovasi; dan ketersediaan infrastruktur pendukung.