Pages

Selasa, 18 Februari 2014

susunan upacar api unggun


 Susunan Acara

1.       Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara langsung mengambil alih pimpinan
2.       Pembina Upacara memasuki lapangan upacara
3.       Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara
4.       Tim pembaca dasa darma (pembawa obor) memasuki lapangan
5.       Penyalaan api dasadarma oleh Pembina upacara
  §  Pembacaan dasadarma oleh masing-masing pembawa obor
  §  Tim Pembaca dasa darma (Pembawa obor) meninggalkan lapangan
6.       Menyanyikan lagu api unggun
7.       Amanat Pembina upacara
8.       Do’a
9.       Laporan kepada Pembina upacara
10.   Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara
11.   Pemimpin upacara menyerahkan pimpinan langsung meninggalkan lapangan upacara


Rabu, 12 Februari 2014

Materi Paskibra

Materi Paskibra kali ini yang Kang Rizky bahas adalah tentang Arti dan tata tertib tentang Bendara, dalam Paskas Materi Paskibara tentang arti dan tata tertib tentang bendara sangatlah penting, Paskibra takan sukses bila tidak bisa mengibarkan bendera dengan benar.


Bendera adalah secarik benda berwujud kain tipis berisi bentukan dan warna, berkibar ditiup oleh angin pada sebatang tiang atau seuntai tali sebagai panji-panji, tanda ciri atau tanda pengingat. Warna untuk bendera merah putih, yaitu warna merah cerah dan putih jernih.

Arti pusaka :
1. Harta atau benda peninggalan orang yang telah meninggal;
2. Harta yang turun temurun dari nenek moyang.

Bentuk dan ukuran serta warna bendera kebangsaban Republik Indonesia
1. Berbentuk segi empat panjang berukuran 2 : 3 panjang. Bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih;
2. Panjang bendera 90 cm dan lebar 60 cm.

Sang merah putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, bertempat di Jakarta dan dikumandangkan lagu Indonesia Raya. Sang merah putih ditetapkan sebagai bendera negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di gedung Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Bendera merah putih dibawa kembai ke Jakarta tanggal 28 Desember 1949.

Kesulitan atau Gangguan yang Mungkin Terjadi

pada saat Tata Upacara Bendera
1. Kesulitan pada kerekan macet Upacara tetap berjalan terus, setelah selesai kerekan dibetulkan.
2. Tali kerekan putus
Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera tegak lurus sampai upacara selesai, kemudian bendera dilipat sesuai dengan ketentuan untuk disimpan.

3. Tiang bendera jatuh/rebah
Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap tiang bendera. Bila tidak memungkinkan dipertahankan seperti di atas.

4. Bendera terbalik
a. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah benar namun membentangkannya salah, maka cukup dengan menukar tegangan/menarik bendera.
b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki bendera mulai dari melipat hingga merentangkan kembali bendera.

5. Cuaca buruk atau hujan
Apabila sebelum upacara dilaksanakan terjadi cuaca buruk atau hujan, maka penaikan bendera dibatalkan. Sedangkan pada saat upacara berjalan kemudian turun hujan, maka upacara dilanjutkan sampai bendera di puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.

Arti dan Warna Merah Putih

Warna merah dan putih telah dikenal oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak sekitar 6.000 tahun yang lalu. Warna merah melambangkan warna yang dapat menahan hawa jahat, sedangkan warna putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati ksatria. Pada saat perjuangan kemerdekaan, warna merah dan putih melambangkan keberanian dan ketulusan bunga bangsa dalam mempertahankan ibu pertiwi yang merupakan nyawa bagi suatu bangsa.

Tata Cara Peletakan Bendera Kebangsaan

1. Bendera merah putih diletakkan di sebelah kanan bendera/panji lain;
2. Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah genap, maka bendera merah putih diletakkan di sebelah kanan;
3. Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah ganjil, maka bendera merah putih diletakkan di tengah-tengah bendera/panji lain;
4. Apabila bendera sudah usang atau tidak layak, maka sebaiknya bendera dibakar agar tidak mengurangi nilai kehormatannya.

Sejarah Penyelamatan Bendera Pusaka

(Sumber : Penyambung Lidah Rakyat, karangan Cindy adam)

Setelah Agresi Militer Belanda II, Soekarno mengutus Mutahar untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Agar tidak terlihat sebagai bendera, maka Mutahar memutuskan untuk memisahkan jahitan bendera tersebut menjadi dua bagian, secarik kain merah dan secarik kain putih, kemudian dimasukkan ke dalam kopornya.

Di tengah perjalanan, Mutahar tertangkap oleh Belanda, namun akhirnya dalam perjalanan itu beliau dapat meloloskan diri dan mengungsi di kediaman Sarjono (seorang anggota delegasi). Selanjutnya Mutahar mendapat kabar dari Soekarno agar bendera tersebut diserahkan saja kepada Sarjono. Karena pada saat itu yang boleh menemui Soekarno hanya anggota delegasi saja. Maka atas jasanya pada tahun 1961, Mutahar diberikan gelar Bintang Mahaputera dalam usahanya menyelamatkan Bendera Pusaka.

Sejarah Pengibaran Bendera Pusaka

Bendera Pusaka dikibarkan pada tahun 1945 di Jakarta. Namun pada tahun 1946 – 1948 Bendera Pusaka dikibarkan di Yogyakarta. Pada waktu itu dikibarkan dengan formasi 5 orang (3 putri dan 2 putra), formasi ini berdasarkan Pancasila.

Bendera Pusaka dikibarkan sejak tahun 1945 – 1966 dengan formasi tersebut, sedangkan sejak tahun 1967 mulai menggunakan formasi pasukan 17-8-45 dan sejak saat itu pula Bendera Pusaka diganti dengan Bendera Duplikat.

Bendera Duplikat dibuat di Balai Penelitian Tekstil Bandung yang dibantu oleh PT Ratna di Ciawi, Bogor. Upacara penyerahan Bendera Duplikat dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta yang bertepatan dengan reproduksi Naskah Proklamasi Kemerdekaan. Bendera Duplikat mulai dikibarkan bersama dengan utusan-utusan dari 26 propinsi sejak tahun 1969 sampai dengan sekarang.

Bendera Duplikat dibuat dari benang wol dan terbagi menjadi 6 carik kain (masing-masing 3 carik merah dan putih). Sedangkan Bendera Pusaka terbuat dai kain sutera asli.

Nama pasukan pengibar bendera pada tahun 1967 – 1972 dinamakan Pasukan Pengerek Bendera, sedangkan mulai tahun 1973 sampai dengan sekarang dinamakan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Regu-regu pengibar sejak thun 1950 – 1966 diatur oleh rumah tangga kepresidenan, setelah itu diganti oleh Direktorat Pembinaan Generasi Muda.

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 menetapkan peraturan tentang Bendera Pusaka, tanggal 26 Juni 1958 dimuat dalam Lembaran Negara Nomor 65 tahun 1958 dan penjelasan dalam tambahan Lembaran Negara Nomor 1.633, diundangkan pada tanggal 10 Juli 1958. Dalam peraturan tersebut, hal-hal penting yang dimuat antara lain :

1. Bendera Pusaka ialah bendera kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 (Pasal 4 ayat 1);

2. Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus (Pasal 4 ayat 20;

3. Pada waktu penaikan atau penurunan bendera kebangsaan, maka semua yang hadir tegak, berdiam diri sambil menghadap muka kepada bendera sampai upaca selesai. Mereka yang berpakaian seragam dari suatu organisasi memberi hormat menurut cara yang telah ditentukan oleh organisasinya itu. Sedangkan mereka yang tidak berpakaian seragam memberi hormat dengan meluruskan tangan ke bawah dan melekatkan telapak tangan dengan jari-jari rapat pada paha dan semua jenis penutup kepala harus dibuka kecuali kopiah, ikat kepala, sorban, dan tudungan atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau adar kebiasaan (Pasal 20);

4. Pada waktu dikibarkan atau dibawa, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh tanah, air, atau benda-benda lain. Pada bendera kebangsaan tidak boleh ditaruh lencana, huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda-tanda lain (Pasal 21).

Nah demikian Materi Paskibra tentang Arti dan tatat tertib Bendera selanjutnya akan dibahas tentang  Janji dan Sopansantun dalam Paskibra sekolah

permainan dalam paskibraka

Menyusun Batang Koreng Api
Bahan: batang korek api minimal 30 batang, botol bekas
Waktu: 15 menit
Instruksi:
Buatlah kelompok kecil (7-10 orang), kemudian tiap kelompok berbaris ke belakang (buat 1 banjar). Dihadapan barisan masing-masing kelompok sediakan batang korek api dan botolnya. Secara berurutan mulai dari orang paling depan mengambil satu batang korek api simpan di atas mulut botol, kemudian orang kedua mengil satu batang koreng api simpan juga diatas tutup botol, begitu terus sampai batang korek api habis/atau waktu habis.
Kalau berhasil maka akan tersusun batang korek api denga rapi di atas mulut botol.
Tujuan:
  1. kekompakan kelompok
  2. menyelesaikan ide/kreativitas dalam menyusun batang korek api
  3. harmonisasi dalam melakukan penyusunan batang korek api
  4. melatih kecepatan dan ketepatan berpikir.

Membuat Sebuah Bangunan dari Sedotan
Bahan : sedotan sebanyak 50 buah
Waktu : 30 menit
Instruksi:
Buatlah bangunan apa saja, bisa rumah, gedung, rumah ibadah, dan lain lain dengan menggunakan sedotan ini. Bangunan yang kalian buat harus kokoh dan tidak gampang roboh ketika ditiup angin. Bagunan tersebut kokoh atau tidak akan dibuktikan dengan apakah bangunan tersebut roboh atau tidak ketika ditiup oleh fasilitator.
Tujuan dari Games ini:
  1. kerelaan untuk menerima dan mendengarkan pendapat dari teman sekelompok
  2. melatih kepekaan imaginer (kecerdasan spatial) dapat berimajinasi bangunan apa yang bisa dibuat dari sedotan
  3. melatih kecepatan berfikir
  4. melatih mengambil keputusan dengan cepat dan tepat
  5. mau menerima kegagalan untuk dijadikan pelajaran untuk yang akan datang
Review:
1. apakah maksud dari permainan ini?
2. sudahkah setiap anggota kelompok menyumbangkan pemikirannya?
3. bagaimana cara berfikir dengan cepat, dan tepat?
4. bagaimana menahan emosi ketika sedang membuat bangunan?
5. ketika gagal apakah yang anda lakukan?

Lingkaran Berbelit
Tujuan:
Menyadarkan peserta tentang pentingnya rasa 1 tim untuk memudahkan proses belajar dan bekerja dalam kelompok.
Langkah-langkah:
  1. Peserta berdiri dalam lingkaran, lalu menjulurkan kedua tangannya ke depan. Kemudian memegang tangan 2 peserta lainnya (missal : tangan kiri memegang tangan si A, tangan kanan memegang tangan si B) sampai membentuk suatu belitan besar.
  2. Semua kerjasama untuk coba membentuk kembali lingkaran sempurna tanpa melepaskan tangan yang dipegang dan tanpa berbicara.
 
Menggambar Bersama
Latar Belakang:
Sebuah kelompok baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila terjadi komunikasi antar orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Tujuan:
Peserta menyadari arti pentingnya komunikasi dalam suatu kelompok.
Langkah-langkah:
  1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok memiliki nomor urut sendiri-sendiri dari nomor 1 sampai 5.
  2. Tiap kelompok mendapat selembar kertas plano dan sebuah spidol untuk menggambar.
  3. Secara berurutan setiap menit, setiap orang dalam kelompok masing-masing diminta menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat : tidak boleh bertanya atau bicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas yang sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan seterusnya sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masing-masing untuk menggambar.
Bahan Diskusi :
  • Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas?
  • Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya?
  • Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu memuaskan semua orang dalam kelompok yang bersangkutan ?
 
Menggambar Wajah Pasangan
Tujuan:
  1. Membantu peserta untuk memandang langsung ke dalam mata pasangannya, saling mengenal cirri-ciri wajahnya, dengan harapan hal ini bisa membantu peserta untuk saling terbuka dan tidak lagi kikuk dengan yang lainnya.
  2. Melatih peserta satu cara sederhana tentang menggambar dan menghilangkan perasaan peserta bahwa mereka tidak mampu menggambar.
Langkah-langkah:
  1. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali.
  2. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya.
  3. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan, umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta.
  4. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan :”Nama saya…(nama pasangannya), tempat tinggal….dan seterusnya.
 
Mutiara Dalam Guci
Tujuan:
Merangsang kreativitas dan keberanian peserta untuk berpendapat.
Langkah-langkah:
  1. Gambarlah sebuah guci dengan berisi berbagai benda di dalamnya, di papan tulis (atau di tempat yang bisa dilihat oleh sluruh peserta).
  2. Katakan kepada peserta bahwa itu adalah gambar sebuah guci yang berisi penuh dengan bermacam kerilik, pecahan beling, dan batu-batu yang tidak berguna. Di bagian dasar ada mutiara yang sangat mahal harganya.
  3. Tanyakan kepada peserta, bagaimana caranya mengeluarkan mutiara itu dalam waktu yang singkat dan gampang.
  4. Diskusikan apa hikmah yang bisa dipetik dari permainan ini.
 
Pecah Balon
Latar Belakang:
Bila peserta terlalu banyak menguras pikiran atau berdebat tanpa penyelesaian yang memuaskan pada kegiatan sebelumya, hal ini akan sangat mempengaruhi konsentrasi mereka untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
Tujuan:
Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan emosinya.
Langkah-langkah:
  1. Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali raffia (kira-kira sepanjang 2 jengkal).
  2. Mintalah mereka meniup balon masing-masing.
  3. Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya.
  4. Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruang belajar.
  5. Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon orang lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut.
  6. Beri aba-aba untuk mulai.
  7. Bahas bersama peserta apa saja yang mereka rasakan, lihat dan dengar selama kegiatan tadi. Kenapa begitu ? Apa kesimpulan yang dapat ditarik?
  8. Sekarang topic yang direncanakan sudah bisa dimulai.
Bahan-bahan:
Balon dan tali raffia sebanyak jumlah peserta.
 
Rantai Nama
Tujuan :
Permainan ini dimaksudkan bagi kelompok yang belum saling kenal nama masing-masing, agar lebih akrab, serta memberi pengalaman tampil di depan forum.
Langkah-langkah:
  1. Peserta besama pemandu berdiri di dalam lingkaran
  2. Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
    Salah seorang menyebutkan namanya dengan suara keras agar terdengar oleh setiap peserta, kemudian peserta yang berdiri di sebelahnya (kiri atau kanan) menyebutkan nama peserta pertama tadi ditambah dengan namanya sendiri. Peserta ketiga menyebutkan nama peserta pertama dan kedua ditambah dengan namanya sendiri, begitu seterusnya sampai selesai.
  3. Proses ini diulangi lagi dengan arah berlawanan, dimulai dari peserta yang terakhir menyebutkan rantai nama tersebut.
Variasi:
Buat lingkaran, setiap peserta secara bergiliran menyebutkan nama panggilan, umur, tempat asal, pekerjaan, lalu peserta yang lain menirukan, begitu seterusnya sampai selesai satu putaran. Putaran kedua, semua peserta mengulangi lagi secara bersama-sama data pribadi tersebut, dengan urutan seperti semula.
 

Ternyata Ini Penyebab Air Sungai yang Mendadak Merah di Bontang

sungai merah Baru-baru ini warga Kota Bontang dikejutkan oleh satu fenomena aneh. Air sungai yang membelah kota itu mendadak merah. Beberapa dugaan serta kajian ilmiah muncul ditengah-tengah kebingungan masyarakat. Hingga akhirnya, pihak berwajib berhasil menguak misteri itu.
Ternyata air sungai yang mendadak berwarna merah di Bontang berasal dari limbah perusahaan cat di Bontang. Dalam kasus ini, Kepolisian Kota Bontang berhasil mengamankan yang diduga pelaku.
Sementara itu, warga yang berdiam di lokasi sekitar menyebut bahwa air menjadi merah karena ulah orang yang tak bertanggung jawab. Biasanya, ada yang membuang sisa cat ke sungai dalam jumlah yang sangat banyak sehingga air menjadi tercemar. Lagi pula, di sekitar sungai itu, ada pabrik distributor cat.
“Di sini ada pabrik distributor cat, biasanya sering membuang cat, namun tidak sebesar ini sehingga tidak mengubah warna air. Bisa jadi akibat pencucian drum-drum dari Amerika yang dibeli pabrik distributor cat tersebut,” kata Sundarwan, salah seorang warga Tanjung Laut, Bontang seperti dilansir kompas.com.
Namun, kata Sundarwan, jika air sungai berubah warna karena limbah pencucian drum, maka tidak mungkin bisa sampai sepanjang sungai di Tanjung Laut, Bontang Selatan. “Seharusnya tidak merata, tapi ini merata. Nah, ini yang membingungkan. Entah betul fenomena alam atau limbah yang dibuang dalam jumlah cukup besar,” pungkasnya.
Di bagian lain, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bontang Agus Amir mengatakan, sampai saat ini BLH belum bisa memberikan informasi apa-apa mengenai perubahan air sungai tersebut. Namun, pihaknya akan menelusuri asal perubahan air tersebut.
“Kami masih di lokasi dan tim kami masih melakukan pengecekan. Kami belum bisa memberikan kesimpulan apakah ini fenomena alam ataukah pencemaran air limbah. Harus diselidiki dulu,” kata Amir.
Amir menjelaskan, untuk menguak misteri air merah itu, diperlukan proses yang panjang. Selanjutnya, Amir masih belum bisa memutuskan apakah air merah tersebut akan diperiksa dalam laboraturium atau tidak.
“Kami masih di lokasi. Kami masih melakukan identifikasi dan menelusuri petanya dulu, baru bisa diambil kesimpulan. Yang jelas, kami akan terus menyelidiki dari mana air merah itu bermula,” ujarnya.